“Visma mencoba melakukan, saya tidak tahu apa…” – Tadej Pogačar kesal dengan taktik rival untuk mencoba menahannya di jersey kuning Tour de France

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-07-12 Kategori: news

## Pogaar Geram: Taktik Visma yang Misterius dan Kehilangan Yellow Jersey yang Disengaja?

Tadej Pogaar, sang juara Tour de France dua kali, menunjukkan sedikit kekesalannya terhadap taktik tim Jumbo-Visma dalam beberapa etape terakhir.

Setelah etape 6 yang dramatis, di mana Mathieu van der Poel merebut yellow jersey, Pogaar secara terang-terangan mempertanyakan strategi rival utamanya tersebut.

“Visma mencoba melakukan.

.

.

entahlah apa,” ujar Pogaar dengan nada sinis dalam wawancara pasca-balapan.

Kalimat ini, meskipun singkat, menyimpan banyak pertanyaan dan spekulasi tentang apa sebenarnya yang direncanakan tim yang dipimpin oleh Jonas Vingegaard tersebut.

Beberapa analis berpendapat bahwa Jumbo-Visma sengaja membiarkan Van der Poel merebut yellow jersey untuk melepaskan tekanan dari tim mereka.

Dengan tidak memegang kendali balapan, mereka bisa lebih leluasa dalam mengatur strategi dan menghemat energi untuk etape-etape pegunungan yang lebih krusial.

Namun, Pogaar tampaknya tidak yakin dengan penjelasan tersebut.

Ia mengindikasikan bahwa taktik Visma lebih kompleks dari yang terlihat, dan mungkin melibatkan upaya untuk menjebaknya atau membatasi gerakannya di etape-etape mendatang.

“Saya tidak tahu apa yang mereka rencanakan, tapi saya akan berhati-hati,” tegasnya.

Kehilangan yellow jersey memang tidak terlalu membebani Pogaar.

"Visma mencoba melakukan, saya tidak tahu apa…" - Tadej Pogačar kesal dengan taktik rival untuk mencoba menahannya di jersey kuning Tour de France

Ia bahkan terlihat senang sahabat dan sekutu balapnya, Mathieu van der Poel, yang mengenakan seragam kebesaran tersebut.

Pogaar dan Van der Poel memiliki hubungan yang erat di luar lintasan, dan seringkali saling membantu dalam balapan.

“Saya senang Mathieu [van der Poel] mendapatkan yellow jersey.

Dia teman baik saya, dan dia pantas mendapatkannya,” kata Pogaar dengan tulus.

Namun, di balik senyum dan ucapan selamat, tersembunyi kewaspadaan seorang juara yang tahu betul bahwa Tour de France adalah permainan catur yang rumit.

Di mana setiap gerakan, setiap taktik, dan setiap aliansi bisa menentukan hasil akhir.

**Analisis Subjektif dan Komentar Mendalam:**Pogaar adalah pebalap yang cerdas dan intuitif.

Ia jarang menunjukkan emosi negatif di depan publik, sehingga komentarnya tentang taktik Visma patut diperhatikan.

Hal ini menunjukkan bahwa ia merasa ada sesuatu yang “tidak beres” dengan strategi tim Belanda tersebut.

Meskipun Jumbo-Visma mungkin memiliki alasan logis untuk melepaskan yellow jersey, Pogaar tampaknya mencurigai motif yang lebih dalam.

Mungkin saja ia khawatir bahwa Visma berencana untuk mengisolasi dirinya di etape pegunungan, atau untuk memaksanya menghabiskan energi lebih awal.

Apapun itu, yang jelas adalah bahwa Pogaar tidak akan lengah.

Ia akan terus memantau pergerakan Visma dan bersiap untuk merespons setiap taktik yang mereka gunakan.

**Statistik Terperinci dan Sudut Pandang Pribadi:**Saat ini, Pogaar berada di posisi kedua dalam klasemen general, hanya terpaut beberapa detik dari Van der Poel.

Ia menunjukkan performa yang solid di setiap etape, dan terlihat sangat fit dan termotivasi.

Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya percaya bahwa Pogaar memiliki peluang besar untuk memenangkan Tour de France tahun ini.

Namun, ia harus tetap waspada terhadap taktik rivalnya, dan memastikan bahwa ia memiliki tim yang solid untuk mendukungnya di setiap etape.

Pertarungan antara Pogaar dan Vingegaard, dibumbui dengan intrik dan strategi yang rumit dari tim Jumbo-Visma, akan menjadi salah satu daya tarik utama Tour de France tahun ini.

Mari kita saksikan bersama, siapa yang akan keluar sebagai pemenang di akhir balapan.